Badung .tbinterpol.com|.tbinterpol.com | Hari raya Nyepi adalah hari suci umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Meskipun berada di balik jeruji, Warga Binaan Hindu pada Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan tetap dapat merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Salah satu hal yang identik dengan Hari Raya Nyepi adalah Ogoh-Ogoh yang merupakan penggambaran hal-hal buruk yang ada di dalam diri manusia.
Setelah diarak maka ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol upaya manusia dalam melenyapkan sifat buruk yang ada di dalam diri.
Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan (Ni Luh Putu Andiyani) menyebutkan bahwa persiapan menyambut Hari Raya Nyepi sudah dilaksanakan dari jauh-jauh hari.
“Semua persiapan hingga kegiatan hari ini dilaksanakan oleh Warga Binaan dan petugas. Walaupun mereka tidak bisa merayakan dengan keluarga, kami harap kegiatan ini tidak mengurangi filosofi perayaan Nyepi itu sendiri. Semoga dapat meghibur mereka sekaligus memberikan motivasi untuk tekun dalam proses pembinaan dan pelaksanaan Catur Brata Penyepian esok hari bagi Warga Binaan Hindu’, tuturnya.
Sebelum mengarak ogoh-ogoh, Warga Binaan Hindu melaksanakan persembahyangan bersama di Pura Lapas Perempuan Kelas II A Kerobokan dengan khidmat. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pengarakan Ogoh-Ogoh dalam lapas yang diawasi petugas. Tidak hanya Warga Binaan Hindu saja, Warga Binaan lain juga terlihat antusias dan dalam kegiatan ini. Toleransi antar umat beragama telah terjaga dengan baik. Semoga momentum ini dapat dimanfaatkan bagi Warga Binaan untuk memperbaiki kualitas diri menjadi pribadi yang lebih baik.
Iskandar