Bangli.tbinterpol.com | – Program Rehabilitasi hingga berbagai pelatihan kemandirian yang berkesinambungan menjadi komitmen Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli dalam membina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar mempunyai keterampilan dan mampu menjadi manusia yang produktif serta dapat diterima kembali nantinya ke masyarakat dan keluarganya.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bali, Anggiat Napipulu mendukung kegiatan positif pembinaan WBP untuk rutin dilaksanakan dengan harapan WBP nantinya dapat menjadi manusia yang lebih baik lagi setelah selesai menjalani masa hukumannya.
Sejak tahun 2021 sampai sekarang, Lapas Narkotika Bangli telah memfasilitasi berbagai pelatihan kemandirian bagi para WBP dengan menggandeng berbagai instansi pemerintah lainnya dan yayasan-yayasan, seperti BNN Provinsi Bali, BNN Kabupaten Ginyar, Polres Bangli, Dandim 1626/Bangli, Dinas Kesehatan Bangli, RSJ Bali, RSU Bangli, Yayasan Dua Hati Bali, Yayasan bagi Bangsa-Bangsa Sejahtera, Yayasan Tabur Tuai dan IKAI. Hal tersebut menjadikan Lapas Narkotika Bangli menjadi salah satu Lapas percontohan dalam pelaksanaan program rehabilitasi baik medis dan sosial.
Kepala Lapas Narkotika Bangli, Agus Pritiatno menyampaikan bahwa kegiatan positif sangat penting dilakukan untuk membina para WBP. “Lapas dan Rutan bukan tempat untuk menghukum para napi dengan siksaan dan penderitaan, melainkan tempat untuk membina dan memanusiakan kembali orang-orang yang pernah tersesat agar ketika masa hukumannya selesai mempunyai kehidupan baru yang lebih baik.” ungkap Agus.
Beeragam keterampilan kemandirian diberikan kepada para WBP sesuai dengan minat dan bakat yang mereka punya, seperti perkebunan, pembuatan tahu/tempe, pengolahan bahan daur ulang koran bekas, pelatihan las dan bangunan, pelatihan menjahit hingga pembuatan pizza dan lain sebagainya. Lapas Narkotika Bangli juga memfasilitasi Pelatihan bersertifikasi berkat kerjasama BLK Kabupaten Bangli dan berbagai pihak ketiga lainnya seperti dengan Yayasan bagi Bangsa-Bangsa Sejahtera Bali untuk pelatihan pembuatan pizza dan barista.
“Alhamdullilah dengan banyaknya kegiatan positif yang mampu kita berikan kepada WBP sampai saat ini dapat mengurangi tingkat residivis dan banyak WBP yang sudah hidup kembali normal dan diterima kembali ditengah masyarakat dan keluarganya,” tutup Kalapas.
Isk