Tujuh Kecamatan Terdampak Banjir dan Longsor di Kota Bitung

JAKARTA  || tbinterpol.com

Yayasan Bangun Sejahtera

Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama sebabkan banjir dan tanah longsor di Kota Bitung, Sulawesi Utara pada Minggu (7/4). Peristiwa ini berdampak pada tujuh kecamatan yang ada di Kota Bitung sejak pukul 01.00 WITA.

 

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada pukul 19.08 WIB, tujuh kecamatan terdampak antara lain, Kecamatan Lembeh Utara, Kecamatan Maesa, Kecamatan Madidir, Kecamatan Girian, Kecamatan Aertembaga, Kecamatan Ranowulu dan Kecamatan Matuwari.

 

Berdasarkan pendataan sementara yang berhasil dihipun, sebanyak 550 kepala keluarga atau 1.786 jiwa warga yang berada di tujuh kecamatan tersebut terdampak. Sebagian warga dilaporkan memilih mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman.

 

Sejumlah insfrastruktur alami turut alami imbas dari kejadian itu, yaitu 437 unit rumah terendam, lima unit rumah rusak berat dan 11 unit rumah rusak sedang. Satu fasilitas pendidikan terdampak dan beberapa akses jalan tertimbun longsor.

 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung dan tim gabungan langsung terjun ke lokasi terdampak guna melakukan pendataan, memberikan bantuan permakanan dan melakukan pembersihan material longsor dengan menggunakan alat berat.

 

BNPB mengimbau kepada warga dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah, mengingat saat ini sejumlah wilayah masih memasuki musim penghujan. Untuk tanah longsor dapat melakukan penanaman pohon berakar kuat yang dapat mengikat tanah dengan baik pada tebing ataupun lereng bukit. Sementara itu, agar memantau informasi terkini terkait cuaca sebagai langkah awal untuk lakukan antisipasi jika terjadi banjir.

Peristiwa banjir dan tanah longsor melanda Kota Bitung, Sulawesi Utara pada Minggu (7/4), menyebabkan kerusakan signifikan dan menimbulkan dampak pada tujuh kecamatan di wilayah tersebut. Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung lama menjadi pemicu utama dari kejadian ini.

Menurut laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, pada pukul 19.08 WIB, tujuh kecamatan yang terdampak meliputi Lembeh Utara, Maesa, Madidir, Girian, Aertembaga, Ranowulu, dan Matuwari. Sebanyak 550 kepala keluarga atau sekitar 1.786 jiwa warga dilaporkan terdampak, dengan sebagian memilih mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman.

Dampak dari bencana ini meliputi 437 unit rumah terendam, lima unit rumah rusak berat, dan 11 unit rumah rusak sedang. Satu fasilitas pendidikan juga terdampak, bersama dengan beberapa akses jalan yang tertimbun longsor.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung dan tim gabungan telah langsung bergerak ke lokasi terdampak untuk melakukan pendataan, memberikan bantuan makanan, dan membersihkan material longsor dengan menggunakan alat berat.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah, mengingat masih dalam musim penghujan. Ia juga menyarankan langkah-langkah seperti penanaman pohon berakar kuat untuk mencegah tanah longsor, serta memantau informasi cuaca sebagai langkah awal untuk mengantisipasi banjir.

Situasi ini mengingatkan seluruh warga dan pemerintah daerah akan pentingnya upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam yang dapat terjadi kapan saja.

 

Abdul Muhari, Ph.D.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Related posts