Ruwatan Nasional Dimulai dari Bali! : Silaturahmi Tokoh Lintas Spiritualitas dan Sejarah Bangkitkan Kesadaran Kebangsaan

Jombang, Tbinterpol.com

—Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti Gedung Kaseban Jati, Pesantren Majmaal Bahrain Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang, pada 26 Juni 2025, saat dua tokoh sentral bangsa—Bp. Kyai Mochammad Mochtar Mukti dan Ida Pandhita Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba—bertemu dalam forum silaturahmi kebangsaan yang sarat nilai spiritualitas dan sejarah.

Yayasan Bangun Sejahtera
Read More

Pertemuan penting ini diselenggarakan dalam rangka memperkuat silaturahmi kebangsaan antara tokoh-tokoh spiritual lintas agama serta pengurus DPP PCTA INDONESIA dan DPD PCTA INDONESIA Provinsi Bali, yang hadir sebagai fasilitator.

 

Pertemuan ini menjadi ajang strategis untuk meneguhkan kembali jati diri bangsa melalui nilai-nilai luhur, pelurusan sejarah, serta pendekatan spiritual lintas iman.

 

Bp. Kyai Mochammad Mochtar Mukti adalah tokoh agama dan nasionalis sejati juga sebagai Dewan Pemrakarsa PCTA INDONESIA, bersama jajaran Dewan Penyantun organisasi. Sementara itu, Ida Pandhita Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba merupakan tokoh spiritual Hindu sekaligus Sekretaris Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, yang hadir didampingi oleh Ratu Istri dan putri beliau.

 

Agenda Dialog Kebangsaan dan Spiritualitas

Dalam pertemuan tersebut, dibahas dan disepakati beberapa poin penting yang menjadi perhatian utama dalam upaya membangkitkan kesadaran kebangsaan.

Silaturahmi ini tidak hanya mempererat hubungan antar tokoh bangsa, tetapi juga menjadi ajang diskusi serius terkait pemahaman sejarah dan arah kebangsaan ke depan. Sejumlah poin penting dibahas dan disepakati, antara lain:

 

1. Penegasan tempat dan tanggal kelahiran Bung Karno di Gang Buntu, Rejoagung, Ploso, Jombang, pada 6 Juni 1902.

2. Penguatan penggunaan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dalam versi tiga stanza.

3. Penegasan ulang bahwa Kemerdekaan Bangsa Indonesia jatuh pada 17 Agustus 1945, sedangkan Negara Republik Indonesia berdiri pada 18 Agustus 1945.

4. Ajakan untuk kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 tanpa amandemen, demi menjaga kemurnian konstitusi asli bangsa.

 

Pernyataan Kyai Mochtar Mukti: Kecewa, Namun Penuh Harap

Dalam pertemuan yang hangat namun reflektif, Bp. Kyai Mochammad Mochtar Mukti menyampaikan rasa kecewa dan keprihatinannya atas kondisi bangsa saat ini. Beliau melihat bahwa nilai-nilai asli Indonesia telah tergeser, sejarah dilupakan, dan konstitusi telah menjauh dari ruh aslinya.

“Saya kecewa, sekaligus prihatin. Bangsa ini seperti kehilangan arah. Untuk mengobati luka ini, Bangsa Indonesia harus kembali ke jati dirinya: sejarah yang benar, iman yang kuat, dan konstitusi yang murni, kembali ke Jati Diri Bangsa Indonesia adalah manunggal nya jiwa keagamaan dengan jiwa kebangsaan” tegas Kyai Mochtar dengan nada haru namun penuh keteguhan.

Menuju Ruwatan Nasional dan Deklarasi di Bali 2026

 

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk mempersiapkan Ruwatan Nasional dan Deklarasi Kebangsaan, yang direncanakan akan dimulai dari Istana Tampaksiring, Bali, pada tahun 2026. Persiapan kegiatan ini dimulai sejak tahun 2025, melibatkan tokoh-tokoh spiritual dan budaya dari Bali serta mendapat dukungan penuh dari Ida Pandhita Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba.

 

 “Ruwatan Nasional adalah bentuk pembersihan batin dan kesadaran bersama. Kita perlu membangun ulang ikatan spiritual kita terhadap Tanah Air melalui pendekatan sejarah, budaya, dan iman, Ruwatan Nasional adalah pembersihan jiwa bangsa dari kebingungan jati dirinya. Kita butuh energi spiritual dan sejarah yang bersatu untuk membangun masa depan,” lanjut Kyai Moch. Muchtar Muthi, selaku Dewan Pemrakarsa PCTA INDONESIA.

 

“Silaturahmi ini bukan hanya simbol persatuan, tapi fondasi baru menuju kesadaran sejarah dan spiritualitas bangsa yang luhur,” tambah Ida Pandhita Agung Putra Nata Siliwangi Manuaba dalam pernyataannya. Ia menekankan bahwa Bali siap menjadi bagian penting dari gerakan nasional ini

 

Ziarah Sejarah ke Titik Nol Soekarno

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, rombongan dari Bali bersama pengurus pusat PCTA INDONESIA melakukan ziarah ke Titik Nol Soekarno di Situs Ndalem Pojok, Kediri, lokasi rumah kelahiran Bung Karno dan Sekolah Ongko 2, tempat ayah beliau mengajar.

“DPD PCTA Bali siap mendukung penuh setiap langkah yang mengarah pada penguatan nilai-nilai kebangsaan, pelurusan sejarah, dan pemurnian spiritualitas bangsa. Semoga ini menjadi awal dari tumbuhnya kesadaran nasional yang lebih dalam,” tegas Agus Iswahyudi, Sekretaris DPD PCTA INDONESIA Provinsi Bali.

Ziarah ini menjadi momentum simbolik yang mempertegas ikatan sejarah bangsa dengan nilai-nilai spiritual dan pendidikan.

 

“Kami menyaksikan langsung titik awal dari pemimpin besar bangsa ini. Ini bukan sekadar tempat sejarah, tapi pusat energi kebangsaan yang harus terus hidup dalam ingatan generasi muda,” ungkap Drs. I Ketut Surya, perwakilan dari DPD PCTA Bali.

 

 

Komitmen untuk Indonesia yang Berkah

 

Silaturahmi ini ditutup dengan semangat dan harapan bersama untuk mewujudkan Indonesia Raya yang Baldatun Thoyyibatun Wa Rabbun Ghofur—sebuah negeri yang subur, damai, dan penuh berkah di bawah ridha Tuhan Yang Maha Kuasa.

 

Related posts